Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ungkap Naskah Hilang, Keraton Yogyakarta Gelar Simposium

image-gnews
Acara Pisowanan Ageng (Silaturahmi Besar) ditampilkan untuk menyambut logo baru Daerah Istimewa Yogyakarta di Komplek Pagelaran Keraton Yogyakarta, 7 Maret 2015. Sebanyak 3.000 peserta turut meramaikan acara yang berisi pawai budaya, makan bersama, dan orasi raja keraton itu. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Acara Pisowanan Ageng (Silaturahmi Besar) ditampilkan untuk menyambut logo baru Daerah Istimewa Yogyakarta di Komplek Pagelaran Keraton Yogyakarta, 7 Maret 2015. Sebanyak 3.000 peserta turut meramaikan acara yang berisi pawai budaya, makan bersama, dan orasi raja keraton itu. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta- Keraton Yogyakarta telah kehilangan banyak naskah bersejarah yang berisi berbagai ajaran leluhurnya terutama sejak peristiwa Geger Sepehi tahun 1812 silam.

Baca juga: Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Naskah Kuno, Catat Tanggalnya

Geger Sepehi diketahui sebagai peristiwa penyerbuan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta tanggal 19-20 Juni 1812 silam. Nama sepehi diambil dari nama pasukan Sepoy yang dipekerjakan Inggris untuk menyerang keraton kala itu.

“Berbagai naskah yang hilang itu selama ini telah 207 tahun berada di Inggris, tahun ini naskah itu akan diserahkan kepada keraton dalam bentuk digital,” ujar Penghageng (Kepala Divisi) Tepas Tandha Yekti Keraton atau struktur organisasi bidang dokumentasi, Gusti Kanjeng Ratu Hayu Jumat 8 Februari 2019.

Untuk merayakan kembalinya naskah-naskah tersebut, Keraton Yogyakarta pun mengambil momentum itu untuk menggelar kegiatan akademik berupa Simposium Internasional. Tujuannya untuk membuka kembali pengetahuan tentang sejarah Jawa yang telah lama hilang.

Simposium internasional bertajuk “Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta” itu akan digelar menjadi satu acara peringatan 30 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X bertahta berdasarkan tahun Masehi yang jatuh tanggal 7 Maret 2019 mendatang.

Simposium Tingalan Jumenengan Dalem 30 tahun Sultan HB X ini diharapkan mampu menjadi sarana edukasi dan penyebaran nilai budaya Jawa yang terkandung di dalam naskah-naskah lama.

Kegiatan simposium internasional akan dilaksanakan pada 5 dan 6 Maret 2019 di Grand Ballroom Royal Ambarrukmo Hotel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegiatan akan dibuka dengan Beksan Jebeng  yang merupakan karya pendahulu Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono I, kemudian dilanjutkan pidato pembukaan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Selama 2 hari, diskusi akan dikemas dalam empat topik antara lain: sejarah, sastra, seni dan sosial-budaya. Berikut rincian agendanya:

Hari Pertama, Selasa 5 Maret 2019 dikhususkan untuk Sesi 1 Sejarah yang mengusung tema “Peristiwa Seputar Geger Sepehi di Keraton Yogyakarta”. Lalu pada Sesi 2 Filologi mengangkat tema “Naskah-Naskah Keraton setelah Peristiwa Geger Sepehi”. Pada hari kedua, Rabu, 6 Maret 2019 simposium akan diisi dengan kegiatan pertunjukan seni dan naskah Keraton Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan symposium bertajuk “Naskah Keraton dan Ilmu Pengetahuan Sosial-Budaya”.

Pembicara yang akan menjadi pengisi materi simposium antara lain Peter Carey (Sejarawan, Peneliti Budaya Jawa), Annabel Teh Gallop (Kurator, Perwakilan dari British Library), Roger Vetter (Peneliti Gamelan Jawa dari Amerika Serikat sejak 1970-an), akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, dan juga penyaji terpilih.

Acara simposium terbuka untuk umum. Selain itu juga terbuka kesempatan call for paper atau kesempatan bagi siapapun untuk mengirimkan abstrak karya akademik dalam bidang sejarah, filologi, pertunjukan dan sosial budaya terkait naskah dan Keraton Yogyakarta.

Peringatan Tingalan Jumenengan Dalem Sultan HB X ke 30 menurut Tahun Jawa akan berlangsung pada April 2019.

Peringatan di Keraton Yogyakarta ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang diawali dengan upacara Ngebluk, atau membuat adonan yang akan digunakan untuk membuat apem (3 April), Upacara Ngapem (4 April), Sugengan Tingalan Jumeneng Dalem (5 April), Upacara Labuhan Parangkusuma (6 April), dan Upacara Labuhan Merapi serta Labuhan Gunung Lawu (7 April).

Baca juga: Jogja Heboh, Wisatawan Tak Perlu Lagi Tawar Harga

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Acara halal bihalal syawalan Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek dilaksanakan di Diklat Kejaksaan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Istimewa
Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

4 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

7 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut nonton bareng atau Nobar Piala Asia U-23 2024 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Senin petang 29 April 2024. Dok.istimewa.
Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

14 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

20 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

22 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

23 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

24 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

33 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.